Ummu..begitu saya memanggilnya..
Dipertemukan oleh Allah dalam sebuah komunitas di dunia maya, sekitar satu
tahun yang lalu. Sampai detik ini bagaimana rupa beliau, tak pernah saya tahu.
Apakah dia bercadar atau tidak, saya juga tidak tahu. Pengikut manhaj ataupun ormas islam yang mana saya juga tidak tahu, hemm...lebih tepatnya
saya tidak mau tahu. Yang saya tahu, ummu yang merupakan anggota tertua dari
komunitas tersebut adalah orang yang berusaha menjalankan kehidupannya sesuai tuntunan Allah dan Rasul, punya semangat tinggi dalam kebaikan,
dalam tholabul ‘ilmy, dalam menghafal Al Qur’an, hingga keempat anaknya adalah
para penghafal Al-Qur’an.
Beberapa hari lalu, beberapa
teman dalam komunitas kami berencana ingin belajar bahasa Arab dari beberapa
anggota komunitas yang memang sudah mahir bahasa Arab. Satu per satu mulai
mendaftar. Dan sayaa...hem saya hanya sedang bergulat dengan berbagai macam pikiran negatif saya.”
Ikut nggak ya? Jangan-jangan nanti nggak bisa istiqomah. Ada waktu buat
belajarnya nggak ya?” Ya..kira-kira seperti itulah gambaran di benak saya. Tapi
ummu ini luar biasa, dia berkata “Niatkan karena Allaah, Allaah yang akan
memudahkan kita”. Tertohok sekali, aahh...astaghfirullaah, saya
lupa..lupa..kalau ada Allaah yang akan selalui membersamai hamba-Nya yang
meniatkan diri karena-Nya. Berbekal niat karena Allaah, masuklah saya bersama
teman2 lain untuk belajar bahasa arab bersama.
Mulailah tahap lanjut, kami mulai
diminta mendownload diktat atau meminta fotokopikan diktat dari teman yang
sudah punya. Saya bingung mau pilih yang mana. Mau fotokopi tapi dengan risiko
diktat sudah dicorat coret. Akhirnya saya pilih download saja. Tapi dalam benak
saya masih mikir juga, printer rusak, dan diktat sejumlah 400 halaman ini kalau
harus diprint di luar habis uang berapa ya? Ah..naifnya sayaa.. Tiba-tiba ummu
menulis pesan singkat di grup saat ada yang nanya biaya fotokopi diktat plus
ongkir bagi yg minat fotokopi, ummu bilang “Gak apa-apa mahal, yakin pasti
diganti Allaah, insyaa Allaah. Yang penting bisa mulai belajar.” Maasyaa
Allaah. Saya kembali tertohok. Dan saya hapus semua pikiran buruk tersebut.
Mulailah saya download diktat
itu, tapi qodarullaah berkali saya download, berkali pula saya gagal. Padahal
download hal lain lancar. Hingga semalam akhirnya saya lapor kalau saya belum
punya diktat karena belum berhasil download. Dan pagi tadi tiba-tiba ummu
mengirim pesan kepada saya “Mbak..belum punya diktat ta? Kalo mau abinya mau
ngeprint-in, trus saya kirim sekalian, minta alamatnya”. Alhamdulillaah,
terharu saya mendengarnya, benar memang saat Allaah meniatkan kita melakukan
kebaikan, maka Allaah yang mudahkan. Allaah menurunkan bidadari itu untuk
membantu saya, ummu. Saya pun mengiyakan dengan berbinar-binar, sampai akhirnya
saya tanya biaya, dan ummu menjawab “Bayar pakai doa saja”. Maasyaa Allaah,
saya hanya terpana. Menerima kebaikan dengan diprintkan dan dikirimkan saja saya
sudah sangat bersyukur, dan ini ditambah dengan tanpa biaya. Maasyaa Allaah,
saya benar-benar tidak sanggup mengutarakan perasaan haru dalam hati saya.
Ummu ini tempat tinggalnya jauh
dari tempat saya tinggal, kami belum pernah bertatap muka, tapi semangat dan
kebaikannya sungguh luar biasa. Saya masih terpana, hingga akhirnya saya
pastikan niat baik ummu, lalu ummu bilang “Kalo ada yang ngasih, ambil. Yang
penting jangan pernah minta. Adakah balasan kebaikan selain kebaikan pula?”
Maasyaa Allaah saya benar-benar terharu dan terpana dengan kebaikan ummu.
Bersyukur Allaah memperkenalkan saya pada ummu untuk memberi semangat pada saya
untuk meniatkan segala sesuatunya karena Allah, lebih semangat dalam menebar
kebaikan tanpa pamrih, semangat dalam tholabul’ilmy dan banyak semangat lain
yang Allah beri kepada saya lewat ummu.
Terimakasih Allaah, terimakasih
bidadari penebar kebaikan..
*tulisan ini ditulis hanya untuk
memberi semangat bagi kita semua untuk selalu bersemangat menebar kebaikan,
tanpa pamrih karena apapun, melainkan hanya karena mengharap ridlo Allaah.
هَلْ جَزَاء الْإِحْسَانِ إِلَّا
الْإِحْسَانُ
“Adakah
balasan kebaikan selain kebaikan?” (QS. Ar Rahman: 60)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar