Jumat, 05 Agustus 2011

Amanah Oh Amanah....... ^^

Pengalaman masa lalu terulang kembali. Yup, masih teringat jelas di benakku kejadian di masa2 diriku masih menduduki bangku kuliah. Saat masih begitu semangatnya diriku menekuni dunia organisasi, ketertarikanku pada dunia riset begitu kuat. Kisah selengkapnya silah cek di http://ikapuspita.wordpress.com/2009/12/24/aku-dan-publica-health/. Yang ingin kuceritakan di sini adalah kisahku saat ini, yang ternyata tak jauh berbeda dengan kisahku di bangku kuliah itu.

Yup, kini aku sudah berada di dunia berbeda, dunia kerja. Dan keputusanku memilih tempat ini, BP2GAKI sebagai tempatku mengabdi  adalah karena formasi "peneliti" yang menggiurkan hatiku, selain karena saran ortu juga. Meski aktif di dunia pers, selama kuliah aku juga tetap aktif di dunia ilmiah, ditambah lagi bidang kuliahku Epidemiologi yang memang banyak bermain dengan data dan riset kesehatan. Sepertinya bulat sudah tekadku untuk menjadi peneliti *yang tetep aktif nulis.

Tapi, kenyataan lain harus kuterima setelah memasuki dunia kerja ini. Karena seorang CPNS tidak bisa langsung jadi peneliti, ada serangkaian proses yang harus dilewati hingga benar2 bisa menjadi peneliti. Meski begitu, pihak kantor tetap memberi kesempatan bagi kami "calon peneliti" untuk bisa ikut membantu penelitian rekan2 peneliti maupun penelitian dari Balitbangkes, sebagai induk kantor kami. So... kami2 yang masih "calon peneliti" ini ditempatkan di bagian2 lain sesuai pertimbangan Pihak yang berwenang. Dan, akupun diamanahi untuk membantu rekan-rekan di Seksi Program dan Evaluasi.



Shock, kaget, gak percaya.... perasaan itu muncul tiba-tiba dalam benakku. Yah, di seksi ini kita dituntut untuk tahu semua hal yang ada di kantor ini, sampai sedetail-detailnya, dari kegiatan sampai anggarannya. Nah, anggaran itu lah yang paling membuatku "stress" setengah mati saat awal2 menerima amanah ini. Bagaimana tidak, aku adalah orang yang amat sangat benci setengah mati sama yang namanya itung-itungan keuangan, apalagi yang ada hubungannya dengan akutansi. Masih teringat jelas nilai-nilai yang kudapatkan di bangku SMA saat pelajaran akutansi, tak ada satupun yang memuaskan. Ditambah lagi "paksaan" orang tua agar aku masuk STAN (Sekolah Tinggi "Akutansi" Negara), setengah mati aku berusaha menolak sampai jatuh sakit. Why??? Ya, karena bayanganku kalo masuk STAN akan banyak berhubungan ma itung-itungan uang tanpa wujud nyata. Dan loloslah aku dari STAN, meski akhirnya ngasal juga masuk FKM tanpa kumengerti apa itu FKM :)

Di awal2 perjuangan menerima amanah ini, aku sedikit banyak masih belum bisa menikmatinya bahkan cenderung stress akut sepanjang waktu. Bawaannya kalau udah mau masuk ruangan kerja langsung pening berat ni kepala. 'N kalau ada kegiatan2 buat para peneliti ma calon peneliti, kayak kuliah umum, pertemuan ilmiah atau sebagainya, langsung ilang stress-ku dan kembali berbinar-binar.

Tapi, setelah kupikir dan kurenungi, kalo aku terus-terusan seperti itu, maka aku akan menjadi orang yang dzalim sama amanah yang sudah Allah beri padaku. Dan tiba-tiba teringat nasehat seseorang jaman masih duduk di bangku kuliah " Mau seperti apapun yang amanah yang ada di pundak kita, meski itu cuma tukang fotokopi surat undangan atau cuma ngurus snack konsumsi, jalani dengan sebaik mungkin dan segenap kemampuan yang kita miliki. Niatkan itu semua untuk Allah". Nasehat itu terus aku simpan dalam memori otakku, kujadikan pemicu semangatku untuk menjalani amanah yang kini teremban padaku dengan sebaik mungkin. Perlahan demi perlahan kucoba membuka hati dan pikiranku untuk sedikit demi sedikit menjalankan amanah ini dengan sebaik mungkin dan mencintai amanah ini. Dan, akupun mulai berhasil!!! Kini sedikit demi sedikit trauma akutku pada itung-itungan keuangan mulai pudar. Aku mulai bisa menikmati saat mengutak-atik angka-angka itu. Dan seiring berjalannya waktu aku mulai mencintai amanah ini. Karena disini kita belajar untuk mengerti dan memperjuangkan kepentingan kantor secara utuh. Bukan hanya bekerja untuk kepentingan sendiri, tapi bekerja untuk kemajuan bersama. Subhanallah, bukankan Allah sebenarnya memberi amanah yang terbaik kepadaku, sungguh meruginya aku kalau menyia-nyiakannya.

Dan kini, aku sendiri di ruang ini, di saat semua teman-temanku sibuk melakukan penelitian. Sebuah hikmah besar lagi saat penelitian di daerah tanggungjawabku diundur pelaksanaannya sampai sesudah lebaran. Aku mulai mengerjakan pekerjaan-pekerjaan di ruang ini sendiri, hanya dengan Kasiku. Dan mau tidak mau aku harus belajar mengerti semuanya. Ya, mungkin ini cara Allah untuk menumbuhkan kecintaanku pada amanah ini, biar aku gak termasuk orang yang melalaikan amanah. Bukankah Allah sendiri telah berfirman :

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui (Q.S. Al-Anfaal 27) "

Ya Rabb, kalo aku mengaku beriman, sungguh bodoh hamba saat melalaikan amanah2 yang kau percayakan pada hamba-Mu ini. Dan ditambah lagi bahwa setiap amanah akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Allah akan mempertanyaan  amanah yang dibebankan kepada kita. Barang siapa yang menunaikan amanah sekecil apapun, niscaya akan dilihat Allah SWT. Dan barang siapa yang melalaikan amanah sekecil apapun niscaya juga akan dilihat. Manusia pun tidak akan dapat lari dari tanggung jawab itu. Astaghfirullah... smoga ke depan lebih terhindar dari melalaikan amanah..

Ya, begitulah saudaraku. Mungkin terkadang amanah yang diembankan kepada kita tidak sesuai dengan keinginan kita, bahkan sesuatu yang sangat kita benci sekalipun. Tapi toh itu bukan berarti kita bisa seenaknya melalaikan amanah itu. Satu lagi ni "JANGAN KAU CINTAI SESUATU SECARA BERLEBIHAN KARENA BISA JADI SUATU SAAT IA AKAN MENJADI HAL YANG PALING KAU BENCI DAN JANGAN KAU BENCI SESUATU SECARA BERLEBIHAN KARENA SUATU SAAT IA BISA MENJADI HAL YANG PALING KAMU CINTAI.". Berkali-kali aku sudah merasakan dampak karena terlalu mencintai dan membenci sesuatu. Semoga bisa menjadi pembelajaran kita semua. Wallohu'alam

 





3 komentar: